My Name
by Abrah (iya, ini saya 😄)
Nama itu ibarat kartu identitas hidup. Coba bayangkan kalau kita nggak punya nama, mau dipanggil pakai apa? "Eh kamu yang pakai baju biru!"? Bisa-bisa satu kelas noleh semua. Jadi, jangan remehkan nama. Ia bukan cuma sekadar panggilan, tapi juga doa, harapan, bahkan bisa jadi branding pribadinya.
Dalam Islam, punya nama yang baik itu bukan cuma anjuran, tapi juga tanggung jawab orang tua. Nggak main-main, loh! Dalam Surah Al-Hujurat ayat 11, Allah udah wanti-wanti: jangan suka manggil orang dengan nama-nama atau julukan yang jelek. Artinya, nama tuh serius urusannya.
Alhamdulillah, saya bersyukur banget punya nama Abdul Rahim. Nama ini bukan cuma keren, tapi juga sarat makna. Abdul itu dari kata ‘abdun (hamba), dan Rahim dari rahima (penyayang). Jadi, secara bahasa: Hamba yang penyayang. Wah, berat juga ya tanggung jawabnya 😅 Tapi semoga bisa jadi doa: bahwa saya bisa jadi hamba Allah yang benar-benar penyayang—bukan penyayang mantan doang ya, tapi penyayang semua makhluk (asik!).
Nah, Rahim itu sendiri bukan nama sembarangan. Itu salah satu dari 99 nama Allah, loh: Ar-Rahim. Maknanya? Allah Maha Penyayang. sayangnya tanpa syarat dan tanpa akhir. Kasih sayangnya bahkan nyampe ke yang suka nyinyir atau yang belum nemu jalan kebaikan. Jadi, ketika saya bawa nama ini, rasanya kayak bawa tanggung jawab jadi representasi cinta kasih itu. Dalem, kan?
Fun fact sedikit nih, buat yang suka ngulik-ngulik ilmu tajwid: Nama “Abdul Rahim” kalau dibaca sesuai kaidah, masuk kategori Idgham Syamsiyah. Jadi, secara tajwid, bacanya bukan "Abdul Rahim" tapi Abdurrahim. Kalau kamu masih baca “lam”-nya, siap-siap disidang guru ngaji! 😅
Terus soal panggilan? Di kampung, saya masih dipanggil Rahim. Tapi sejak SMA, saya pengen sesuatu yang lebih... gaya. Jadi saya bikin nama panggilan sendiri: Abrah. Gampang kan? Dua huruf dari “Abdul” dan tiga dari “Rahim”—jadilah ABRAH. Nama ini pertama kali saya pakai waktu main PlayStation. Ya tahu sendirilah, setiap mau mulai game harus masukin nama. Daripada mikir lama, langsung aja: Abrah. Eh, keterusan sampai sekarang! Bahkan teman-teman juga jadi ikut-ikutan panggil saya gitu. Branding berhasil! 😎
Uniknya, nama Abrah ini masih dipakai juga pas saya SMS-an (jaman dulu tuh ya, sebelum ada WA). Apalagi kalau ada yang tanya, “Ini siapa ya?” Jawabannya simpel: “Abrah.” Nggak banyak cingcong.
Tapi buat kamu yang mungkin ngerasa kurang sreg dengan nama sendiri, please jangan sedih. Bisa jadi yang ngasih nama kamu tuh tahu betul maknanya dan niatnya tulus. Dan ingat sabda Nabi Muhammad SAW:
“Segala sesuatu tergantung dari niatnya.”
Artinya? Nama itu simbolik. Bisa bermakna luas tergantung bagaimana kita menjalani dan memaknainya. Ada orang yang namanya bagus, tapi kelakuannya… yaaah, Anda tahu sendiri lah. Ada juga yang namanya biasa aja, tapi akhlaknya Masya Allah luar biasa.
Jadi, apapun namamu, jadikan itu semangat, bukan beban. Dan kalau bisa, seperti saya: ciptakan panggilan khas yang bikin kamu makin percaya diri. Siapa tahu nanti bisa jadi nama brand usaha, atau bahkan nama panggung kalau kamu jadi seleb medsos 😁
Kalau pengen tahu lebih banyak cerita ringan dari saya, bisa mampir ke:
🌐 www.abrahkreatif.blogspot.com
(Di sana, kadang saya serius, kadang ngaco, tapi tetep manusiawi)
Salam hangat,
Abrah – si hamba penyayang… dan kadang penyayang WiFi tetangga 😅
0 comments:
Posting Komentar