Rabu, Juni 12

Kurikulum Merdeka: Pendekatan Baru yang Lebih Manusiawi dalam Pendidikan


Beberapa waktu belakangan ini, Kurikulum Merdeka menjadi topik yang cukup ramai dibicarakan, terutama di kalangan pendidik dan masyarakat umum. Ada yang merasa kurikulum ini membingungkan, terlalu baru, bahkan sulit diterapkan. Namun, di sisi lain, banyak juga yang menilai Kurikulum Merdeka justru memberi angin segar membuka ruang untuk mengajar dengan cara yang lebih sesuai dengan kemampuan guru dan kondisi sekolah masing-masing.

Salah satu kekuatan utama Kurikulum Merdeka adalah kebebasan. Guru dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyusun tujuan pembelajaran mereka sendiri, tentunya tetap berpedoman pada capaian yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Tidak lagi terikat pada urutan materi yang kaku, guru kini bisa menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan nyata siswa di kelas mereka. Fleksibilitas ini menjadi kunci agar pembelajaran benar-benar terasa hidup dan relevan.

Memang, ada yang mengira bahwa Kurikulum Merdeka terlalu sederhana karena bukunya terlihat ringkas. Namun, perlu dipahami bahwa buku bukan satu-satunya sumber belajar. Buku-buku tersebut dirancang sebagai alat bantu, bukan patokan tunggal. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia, misalnya, hanya menyediakan panduan awal. Guru tetap bebas memilih dan mengolah materi dari berbagai sumber, mulai dari internet, kurikulum lama (KTSP, K13), hingga media sosial, asal tetap mengarah pada capaian pembelajaran yang diharapkan.

Dari sisi penilaian, Kurikulum Merdeka juga hadir dengan pendekatan yang lebih ringan dan masuk akal. Tidak serumit kurikulum-kurikulum sebelumnya. Guru diberikan kebebasan untuk mendesain asesmen yang sesuai dengan kondisi siswa, tanpa harus terpaku pada format yang seragam. Hasilnya, evaluasi menjadi lebih bermakna karena benar-benar mencerminkan kemampuan siswa, bukan sekadar angka.

Agar pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka semakin utuh, sangat dianjurkan bagi para guru dan pemangku kepentingan pendidikan untuk membaca beberapa panduan penting yang disusun oleh Kemendikbudristek, seperti:
  1. Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen
  2. Buku Panduan Pengembangan Profil Pelajar Pancasila
  3. Kepmendikbudristek RI Nomor 56/M/2022 tentang Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran
  4. Permendikbudristek RI Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Membaca panduan-panduan ini akan membantu kita melihat gambaran besar Kurikulum Merdeka dengan lebih jernih dan menghindari salah paham yang sering terjadi. Terlebih, pemahaman yang baik akan mempermudah proses implementasi di lapangan.

Intinya, Kurikulum Merdeka adalah ajakan untuk kembali memanusiakan proses belajar. Dengan pendekatan yang adaptif dan kontekstual, guru diberi ruang untuk lebih kreatif dan siswa pun bisa belajar sesuai dengan cara mereka sendiri. Jika dipahami dan dijalankan dengan tepat, kurikulum ini berpotensi besar menjadi terobosan positif dalam perjalanan pendidikan kita ke depan.

By : Abdul Rahim 2024

0 comments: